Perenungan gw, yang kali ini dicampuri oleh adek gw bener2 ngebuat gw miris. Betapa enggak semakin jauh gw merenung, maka semakin sadarlah diri ini ibarat sebuah tong kosong, yang bila dipukul akan berbunyi nyaring. Sebuah pepatah lama yang klasik namun mampu mengusik kebatinan gw. Begitu sadar satu bulan berlalu di tahun baru ini tanpa perubahan diri yang berarti, atas nama pribadi gw merasa tertampar. Begitu bangun dan sadar bulan Januari telah berakhir, sementara orang2 telah berlari begitu jauh, sementara gw bahkan nggak punya keberanian untuk melangkah dari garis start, rasanya pedih juga ditinggal jauh oleh orang-orang. Yah, mungkin sudah saatnya untuk berlari dengan kekuatan penuh tentunya, semoga saja bisa mengejar yang di depan, paling tidak sejajar dulu untuk langkah awal.....
Friday 1 February 2008
Home n Me
Rumah selalu membuat sensasi berbeda. Meskipun tiap hari gw dibawelin, disuruh bangun jam 4 subuh, nggak boleh tidur setelah solat Subuh, nyapu, ngepel, cuci piring tiap hari, dan yang paling parah sekarang setelah ngeliat berat badan gw yang bertambah selama di Bogor....gw disuruh diet rendah karbohidrat ma seluruh penghuni rumah gw. Makan 2 kali sehari dan porsi buah yang lebih dari biasanya cukup ngebuat gw tersiksa ditambah lagi belum ada hasilnya sama sekali (ya iyalah baru satu minggu). Penghinaan besar terhadap calon ahli gizi, gimana enggak harusnya gw yang ngatur menu buat mereka, namun yang ada malah menu gw yang diatur mereka. Sekalia aja suruh gw olahraga di gym tiap hari. Walaupun begitu daya magis rumah memang selalu menang. Apapun yang terjadi, selalu senang di rumah dengan sedikit gangguan tentu saja. Jadwal gw yang selalu sama pun nggak pernah bikin bosen. Bangun pagi, ngeliatin orang pada sibuk mw pergi di pagi hari, beresin rumah, nonton berita, baca koran, baca novel, baca komik, maen game, ngeliatin taneman...yah kurang lebih begitulah aktivitas gw di rumah. Sebagian bermanfaat dan sebagian lagi nggak meaning. Boleh kan? Sebelum semester 6 nan melelahkan dimulai, cuci otak dulu di rumah. Asal jangan kelamaan dicuci, bisa-bisa habis terkuras otak gw, terlena dengan rutinitas yang nyaman!!!
Road to Home
Setelah membujuk kelompok gw tercinta, akhirnya gw bisa pulang dengan tenang. Maafin gw yang ikut andil dalam pembuatan laporan akhir Ekopang, semoga peran2 gw dalam laporan2 terdahulu melapangkan dada kalian untuk merelakan gw pulang tanpa menyentuh laporan. Gw nggak minta untuk dimengerti sih, tapi cukup soliderlah...kalo gw nggak pulang hari itu, ongkos tiket di hari2 berikutnya lebih mahal. Sekali2 maafkanlah keegoisan gw.
Esoknya habis field-trip, gw ma Rifa langsung cabut ke Baranangsiang bwat naek Damri ke bandara Soekarno HaTTa. Tak disangka di sana gw ketemu empat bocah. Empat bocah yang punya tujuan sama dengan gw. Palembang! Mereka adalah tiga adek kelas gw dan teman sejawat gw. Alhasil, di Soekarno-Hatta, gw dan Rifa berpisah...dia ke Banjarmasin, gw ke kota mpek2 bersama temen2 gw yang kebetulan pulang di hari yang sama.
Nggak nunggu lama, tiba-tiba gw dah masuk dalam pesawat, 45 menit berlalu dan sekejap gw dah di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Bokap, nyokap, dan Om Mudin udah nunggu. Say goodbye ma empat bocah, langsung perjalanan menuju rumah. 20 menit....I am home!!!! Duren udah nunggu buat gw makan. Yummy!!!
Esoknya habis field-trip, gw ma Rifa langsung cabut ke Baranangsiang bwat naek Damri ke bandara Soekarno HaTTa. Tak disangka di sana gw ketemu empat bocah. Empat bocah yang punya tujuan sama dengan gw. Palembang! Mereka adalah tiga adek kelas gw dan teman sejawat gw. Alhasil, di Soekarno-Hatta, gw dan Rifa berpisah...dia ke Banjarmasin, gw ke kota mpek2 bersama temen2 gw yang kebetulan pulang di hari yang sama.
Nggak nunggu lama, tiba-tiba gw dah masuk dalam pesawat, 45 menit berlalu dan sekejap gw dah di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Bokap, nyokap, dan Om Mudin udah nunggu. Say goodbye ma empat bocah, langsung perjalanan menuju rumah. 20 menit....I am home!!!! Duren udah nunggu buat gw makan. Yummy!!!
Field-Trip Pertama (Akhirnya....)
Mata kuliah Ekologi Pangan dan Gizi (Ekopang), 2 sks tapi sibuknya bukan main. Dan sebenernya gw horor banget sama mata kuliah ini, karena Uts+Uas gw kacau balau. Semua ide yang ada di kepala gw langsung buyar begitu dihadapkan pada berlembar-lemnar kertas folio dan soal Ekopang. Makanya sekarang gw panik banget menunggu nilai mutu Ekopang...yah seburuk apapun itu ujiannya jg sudah berakhir. Tinggal berharap keajaiban tiba2 menyelamatkan nilai gw. (Frustasi berat ney...)
Kenapa gw menyinggung soal Ekopang segala, tak lain karena field-trip anak2 gizi yang pertama ini terselenggara karena wajib! Wajib diikuti karena menjadi sebuah syarat tuntas mengikuti mata kuliah ini. Field-trip mata kuliah! Akhirnya field-trip ini terselenggara juga berkat temen2 FiAgi (panitia fieldtrip, FiAGi = Field Trip Anak Gizi) yang bekerja keras siang dan malam selama beberapa bulan. Ditambah lagi mereka harus berlapang dada dalam menghadapi segala cobaan yang memberatkan langkah2 mereka. He2.. Tidak bijaksana kalo gw menceritakan masalah mereka di sini, karena gw bukan panitia, dan nggak terlalu banyak taw tentang “masalah itu”. Well, setiap langkah pasti nemuin hambatan...bagaimana kita bisa mengatasi hambatan itulah yang paling penting. Bahagialah kalian yang ikut andil dalam pembelajaran itu.
Selama perjalanan, kita sama sekali nggak ngerasa laper, ini lagi2 berkat kesolidan panitia FiAgi. Makanan pun mengalir dengan lancar tanpa hambatan. Perjalanan dimulai tengah malam, saat pergantian hari, diiringi dengan doa, perlahan dua bus menjauh, meninggalkan Bogor menuju Ciwidey, Bandung. Gw yang suka pusing kalo naek bus dalam jangka waktu lama, buru-buru tidur sepanjang perjalanan. Perjalanan lancar, yang mengganggu hanya dingin. Dingin banget, yang ngebuat gw pake berlapis-lapis baju.
Tujuan pertama adalah Pasar Pagi Cibereum, disini kelompok yang kebagian tugas mengambil data dan meWaWaNcarai pedagang bekerja keras. Sementara kelompok yang nggak kebagian tugas disini melakukan hal yang nggak penting. Gw, Riri, dan Deni dengan santainya makan bubur ayam. Beberapa anak lainnya malah sibuk foto-foto, terperangkap dalam dunia narsisme dan kemajuan kamera digital dengan digit angka mengapiksel yang makin besar. Setelah beres makan, gw juga terjun ke dalam dua dunia itu. Rupanya tingkah kami yang menggila itu dianggap tidak ilmiah oleh sang dosen koordinator. Padahal daripada kami melakukan hal yang tidak bermanfaat lainnya mendingan mengisi perut dan mengadakan riset sejauh mana tingkat kegilaan mahasiswa pada dunia fotografi. Siapa tau diantara kami ada yang punya bakat terpendam jadi fotografer dan supermodel. He2....konyol ah. Yah memang tidak ilmiah tapi asyik bukan?
Selesai!Kami pun langsung menuju balai desa, lalu menuju perkebunan strawberry dan sayur. Strawberry everywhere....seger banget.....yah seperti biasa, level narsisme berada di tingkat tertinggi. Semua orang pada foto2.....terlalu banyak hal2 aneh yang terjadi, semuanya bisa dijadikan pengalaman yang berharga.
Perjalanan terakhir menuju kebun teh dan kawasan wisata Situ Patenggang. Disinilah baru gw merasakan arti liburan yang menyenangkan sesungguhnya. Sejenak seperti tak punya beban pikiran, bisa tertawa sepuas itu. Maka, ketika bus akhirnya meninggalkan Situ Patenggang gw sangat lega....pengalaman2 berharga akan gw susun di otak, membantu menapaki hari2 esok yang gw harap lebih segar dari strawberry yang baru dipetik hari itu...............................
Kenapa gw menyinggung soal Ekopang segala, tak lain karena field-trip anak2 gizi yang pertama ini terselenggara karena wajib! Wajib diikuti karena menjadi sebuah syarat tuntas mengikuti mata kuliah ini. Field-trip mata kuliah! Akhirnya field-trip ini terselenggara juga berkat temen2 FiAgi (panitia fieldtrip, FiAGi = Field Trip Anak Gizi) yang bekerja keras siang dan malam selama beberapa bulan. Ditambah lagi mereka harus berlapang dada dalam menghadapi segala cobaan yang memberatkan langkah2 mereka. He2.. Tidak bijaksana kalo gw menceritakan masalah mereka di sini, karena gw bukan panitia, dan nggak terlalu banyak taw tentang “masalah itu”. Well, setiap langkah pasti nemuin hambatan...bagaimana kita bisa mengatasi hambatan itulah yang paling penting. Bahagialah kalian yang ikut andil dalam pembelajaran itu.
Selama perjalanan, kita sama sekali nggak ngerasa laper, ini lagi2 berkat kesolidan panitia FiAgi. Makanan pun mengalir dengan lancar tanpa hambatan. Perjalanan dimulai tengah malam, saat pergantian hari, diiringi dengan doa, perlahan dua bus menjauh, meninggalkan Bogor menuju Ciwidey, Bandung. Gw yang suka pusing kalo naek bus dalam jangka waktu lama, buru-buru tidur sepanjang perjalanan. Perjalanan lancar, yang mengganggu hanya dingin. Dingin banget, yang ngebuat gw pake berlapis-lapis baju.
Tujuan pertama adalah Pasar Pagi Cibereum, disini kelompok yang kebagian tugas mengambil data dan meWaWaNcarai pedagang bekerja keras. Sementara kelompok yang nggak kebagian tugas disini melakukan hal yang nggak penting. Gw, Riri, dan Deni dengan santainya makan bubur ayam. Beberapa anak lainnya malah sibuk foto-foto, terperangkap dalam dunia narsisme dan kemajuan kamera digital dengan digit angka mengapiksel yang makin besar. Setelah beres makan, gw juga terjun ke dalam dua dunia itu. Rupanya tingkah kami yang menggila itu dianggap tidak ilmiah oleh sang dosen koordinator. Padahal daripada kami melakukan hal yang tidak bermanfaat lainnya mendingan mengisi perut dan mengadakan riset sejauh mana tingkat kegilaan mahasiswa pada dunia fotografi. Siapa tau diantara kami ada yang punya bakat terpendam jadi fotografer dan supermodel. He2....konyol ah. Yah memang tidak ilmiah tapi asyik bukan?
Selesai!Kami pun langsung menuju balai desa, lalu menuju perkebunan strawberry dan sayur. Strawberry everywhere....seger banget.....yah seperti biasa, level narsisme berada di tingkat tertinggi. Semua orang pada foto2.....terlalu banyak hal2 aneh yang terjadi, semuanya bisa dijadikan pengalaman yang berharga.
Perjalanan terakhir menuju kebun teh dan kawasan wisata Situ Patenggang. Disinilah baru gw merasakan arti liburan yang menyenangkan sesungguhnya. Sejenak seperti tak punya beban pikiran, bisa tertawa sepuas itu. Maka, ketika bus akhirnya meninggalkan Situ Patenggang gw sangat lega....pengalaman2 berharga akan gw susun di otak, membantu menapaki hari2 esok yang gw harap lebih segar dari strawberry yang baru dipetik hari itu...............................
Hang Out? Alone? (Part II)
Setelah satu jam lebih terbengong-bengong di dua angkot akhirnya gw nyampe juga ke Elos, biasa numpang sholat doank. Abis itu baru deh gw ke Tajur, yah sampe di sana ternyata gw cuma ngabisin waktu 10 menit bwat nemuin barang yang gw cari. Daripada gw langsung pulang mendingan sekalian aja gw terusin hang out di Elos.
Biasanya hang-out sendirian itu paling gw hindarin. Selain nggak seru, kayak orang autis, dan masih banyak segudang alasan lainnya. Tapi entah kenapa pas gw jalan sendirian waktu itu, tiap detiknya begitu gw nikmatin. Mungkin gara2 akumulasi kepenatan beberapa minggu lalu yang ngebuat gw ngerasa lega bisa keluar dari lingkaran itu. Ternyata hang-out sendirian itu nggak sejelek yang gw kira. Buktinya gw berhasil ngedapetin kaos dengan harga yang miring abis stelah capek muter2. He2...Selain itu, Lw bebas nentuin kemana aja tanpa ngerasa nggak enak ama temen2 lw. Bebas berdiam diri di satu tempat tanpa ada yang ngeluh, bebas muter-muter, bebas bolak-balik tanpa ada yang protes. Konsekuensinya paling lw ngerasa sepi dan autis. Tapi kalo lagi penat dan pengen ngilangin kepenatan itu alone, tanpa ada orang yang ngekorin, trus lw bener2 pengen ngilangin kejenuhan dengan cara lw sendiri : Hang-out sendirian bisa dijadiin referensi. Setuju ato nggak? Semua pilihan ada di tangan lw...
Dua ujian dalam satu hari, hangout ampe jam 8 malem, disambung fieldtrip yang berangkatnya jam 12 malem teng. “Agak” melelahkan bukan?
Biasanya hang-out sendirian itu paling gw hindarin. Selain nggak seru, kayak orang autis, dan masih banyak segudang alasan lainnya. Tapi entah kenapa pas gw jalan sendirian waktu itu, tiap detiknya begitu gw nikmatin. Mungkin gara2 akumulasi kepenatan beberapa minggu lalu yang ngebuat gw ngerasa lega bisa keluar dari lingkaran itu. Ternyata hang-out sendirian itu nggak sejelek yang gw kira. Buktinya gw berhasil ngedapetin kaos dengan harga yang miring abis stelah capek muter2. He2...Selain itu, Lw bebas nentuin kemana aja tanpa ngerasa nggak enak ama temen2 lw. Bebas berdiam diri di satu tempat tanpa ada yang ngeluh, bebas muter-muter, bebas bolak-balik tanpa ada yang protes. Konsekuensinya paling lw ngerasa sepi dan autis. Tapi kalo lagi penat dan pengen ngilangin kepenatan itu alone, tanpa ada orang yang ngekorin, trus lw bener2 pengen ngilangin kejenuhan dengan cara lw sendiri : Hang-out sendirian bisa dijadiin referensi. Setuju ato nggak? Semua pilihan ada di tangan lw...
Dua ujian dalam satu hari, hangout ampe jam 8 malem, disambung fieldtrip yang berangkatnya jam 12 malem teng. “Agak” melelahkan bukan?
Hang Out? Alone? (Part I)
23 Januari 2008. Hari yang melelahkan, menguras pikiran dan tenaga gw. Jam 9 pagi, gw harus mengikuti ujian praktikum(UP) Kulinari dan Gizi di LH. Dalam ujian ini gw sukses sebagai peserta pertama yang keluar dari ruangan itu (biasanya kalo nggak paling terakhir yah pertengahan) diiringi desah kekaguman biasa dari anak2 kelas gw. Selalu begitu kalo ada yang keluar dari ruang ujian pertama kali. Padahal bukannya sukses ngerjain, gw udah nggak sanggup lagi di dalem ruangan itu, ngantuk abis dan tak kunjung mendapat pencerahan jua.
Setelah itu, masih ada ujian praktikum Dietetik menanti jam 1 siang. Fiuh, ujian yang ini bikin gw sakit perut, takut banget. Yang bikin gw deg-degan karena soalnya dibuat sama dr.V, yang terkenal banget suka ngasih soal yang ajaib. Makanya abis kelar UP Kulinari utew ngajakin gw ngedopping(baca: minum torabika Capuccinno choco Granule), gw langsung setuju. Lumayan kebuka juga mata gw dan bisa melanjutkan ngapalin jumlah karbohidrat, lemak, protein, dan energi dari setiap golongan pangan. Setelah menunggu dan dibuat ketar-ketir, akhirnya ujian dimulai juga. Dalam sekejap waktu dua jam yang disediain bwat ujian lewat begitu aja, goresan-goresan pulpen terus menari-nari, suara kalkulator yang dipencet beberapa kali dalam waktu bersamaan, cekikikan beberapa anak yang frustasi ngitungin jumlah energi dan protein yang nggak klop, suara desahan karena bingung mengintrepetasikan soal bercampur baur jadi satu. Setelah selesai, tanpa ba bi bu lagi gw langsung kabur, nggak berminat ngebahas soal dan tentunya gw karena gw punya alasan tersendiri.
Alasannya karena gw mw ke Tajur, mw beliin sesuatu bwat kado nyokap gw yang ultah tanggal 21 kemaren. Kalo kemaleman bisa tutup tuh, sia-sia perjalanan gw yangjauh kesono. Perjalanan gw ibarat anak autis pun dimulai. Yah, gw pergi sendirian!! Mw minta temenin anak kelas? Ye mana bisa, sebagian besar dari mereka adalah panitia field-trip yang dimulai ntar malem jam 11, tentunya pada sibuk dgn urusan kepanitiaan. Anak kostan? Bakal buang waktu kalo gw balik dulu dan ngerayu mereka bwat nemenin gw. Maka nggak ada pilihan lain kan selain pergi sendiri.
Setelah itu, masih ada ujian praktikum Dietetik menanti jam 1 siang. Fiuh, ujian yang ini bikin gw sakit perut, takut banget. Yang bikin gw deg-degan karena soalnya dibuat sama dr.V, yang terkenal banget suka ngasih soal yang ajaib. Makanya abis kelar UP Kulinari utew ngajakin gw ngedopping(baca: minum torabika Capuccinno choco Granule), gw langsung setuju. Lumayan kebuka juga mata gw dan bisa melanjutkan ngapalin jumlah karbohidrat, lemak, protein, dan energi dari setiap golongan pangan. Setelah menunggu dan dibuat ketar-ketir, akhirnya ujian dimulai juga. Dalam sekejap waktu dua jam yang disediain bwat ujian lewat begitu aja, goresan-goresan pulpen terus menari-nari, suara kalkulator yang dipencet beberapa kali dalam waktu bersamaan, cekikikan beberapa anak yang frustasi ngitungin jumlah energi dan protein yang nggak klop, suara desahan karena bingung mengintrepetasikan soal bercampur baur jadi satu. Setelah selesai, tanpa ba bi bu lagi gw langsung kabur, nggak berminat ngebahas soal dan tentunya gw karena gw punya alasan tersendiri.
Alasannya karena gw mw ke Tajur, mw beliin sesuatu bwat kado nyokap gw yang ultah tanggal 21 kemaren. Kalo kemaleman bisa tutup tuh, sia-sia perjalanan gw yangjauh kesono. Perjalanan gw ibarat anak autis pun dimulai. Yah, gw pergi sendirian!! Mw minta temenin anak kelas? Ye mana bisa, sebagian besar dari mereka adalah panitia field-trip yang dimulai ntar malem jam 11, tentunya pada sibuk dgn urusan kepanitiaan. Anak kostan? Bakal buang waktu kalo gw balik dulu dan ngerayu mereka bwat nemenin gw. Maka nggak ada pilihan lain kan selain pergi sendiri.
Flash Back
Waktu satu minggu nggak kerasa udah lewat, satu minggu liburan pun berlalu. Dalam rentang satu minggu itu banyak peristiwa yang terjadi, sebagian manis, sebagian pahit. Yang manis disimpen aja, yang pahit bakal gw lupain karena gw nggak mau ngerusak eksistensi memori liburan kali ini. Lagian percuma aja mengingat kejadian yang nggak enak, malah bikin penyakit hati merajalela...
Setelah capek ngikutin gosip2 nggak mutu di Tv, capek ngomentarin sinetron2 Indonesia, capek ngikutin berita almarhum Pak Harto, capek berdebat ama bokap kalo lagi nonton berita, akhirnya gw menyempatkan diri untuk posting. Sebelum pulang, gw dan anak2 gizi (termasuk yang ngambil minor gizi) field trip ke Bandung, setelah minggu sebelumnya gw mengalami ritual yang sama setiap 6 bulan sekali...ujian. Nah januari kemaren selama kurang satu minggu lebih, gw melewati hari2 penuh kopi. Ringkasnya kegiatan gw di Januari agak2 melelahkan, kayak di bawah ini neh...
14-23 Januari 2008 : Pekan Ujian Akhir Semester Ilmu Gizi 42
23-24 Januari 2008 : Field Trip ke Bandung
25 Januari-jangka waktu yang belum ditentukan : liburan di rumah
karena males nyeritain ujian gw yang nasibnya nggak jelas karena hingga detik ini baru satu nilai ujian yang gw tau plus takut banget ama hasilnya, mendingan gw nggak mengungkit-ungkit ujian gw dan nggak bikin postingan tentang itu. Postingan selanjutnya baca aja ya....
Subscribe to:
Posts (Atom)
