Wednesday, 17 December 2008

Penyebab dan Penanganan Masalah Gizi Olahraga

Penyebab masalah gizi olahraga
Pada olahraga endurance, lemak adalah sumber kalori utama. Tetapi tidak boleh dilupakan bahwa cadangan karbohidrat tubuh harus tersisa walaupun sedkit karena bila karbohidrat habis dapat menyebabkan asidosis berat dengan komplikasi berupa collaps.

Asam laktat yang terjadi di otot akan dibawa ke dalam sirkulasi darah dan kemudian dibawa ke hati untuk diubah kembali menjadi ke otot untuk diubah kembali menjadi glukosa. Glukosa ini akan dibawa kembali ke otot untuk dipecah dengan menghasilkan energi. Proses ini dikenal dengan Siklus Cori.

Apabila sirkulasi darah pada otot baik (dapat ditingkatkan dengan latihan fisik yang teratur), maka siklus Cori merupakan sumber energi yang berarti. Siklus Cori sangat berperan pada olahraga berat atau olahraga berat sekali. Kemampuan melaksanakan siklus Cori sangat bergantung kepada kemampuan sistem kardiovaskuler tubuh.

Penyebab masalah gizi olahraga antara lain:

  1. kehabisan tenaga (energi) pada saat pertandingan.

Contoh : petinju profesional kehabisan tenaga pada ronde-ronde terakhir,

meskipun pada ronde sebelumnya ia telah unggul.

  1. kekuatan tenaga otot tidak mencapai kekuatan optimal.

Contoh : kekuatan pukulan seorang petinju tidak optimal karena sumber

energi tubuh telah hilang dalam proses penurunan berat badan

(yang kurang benar) pada saat sehari sebelum bertanding.

  1. terjadinya collaps atau asidosis.

Contoh : seorang pelari maraton mengalami collaps karena persiapan gizi

sebelum bertanding tidak benar.

  1. tertimbunnya zat-zat metabollic intermediate yang tidak diinginkan.

Contoh : pegal-pegal/sakit otot karena penimbunan asam laktat, asam

urat, dan lain-lain.
Penanganan Gizi Olahraga

Penanganan aspek gizi pada olahraga perlu diperbaiki, tidak hanya mengenai jumlah serta cukup tidaknya makanan yang masuk ke sistem tubuh, tetapi juga pengawasan utilisasi zat-zat gizi di dalam tubuh, khususnya yang menyangkut transfer energi di dalam jaringan. Masalah asupan zat gizi sebenarnya hanyalah sebagian kecil dari masalah yang harus diperhatikan, intinya justru pada pencegahan kesalahan utilisasi zat-zat gizi di dalam tubuh.

Sumber energi dan performance fisik

Manusia dan hewan menyusui lainnya bergantung pada pemakaian sumber energi karbohidrat dan lemak. Pada kerja otot yang ringan dan sedang, setelah energi awal yang diperoleh dari ATP dan kreatin fosfat, energi terutama diperoleh dari lemak dan karbohidrat dalam jumlah yang sama. Apabila kerja otot tersebut berlangsung lebih lama, lemak menjadi sumber energi lebih utama daripada karbohidrat. Cadangan lemak akan dipecah dengan bantuan hormon norepinefrin untuk memobilisasi asam lemak bebas yang kemudian akan dioksidasi di dalam siklus Krebs. Akan tetapi pada akitivitas otot yang berat, sumber energi utama tubuh ialah karbohidrat (glikogen) sehingga cadangan glukosa tubuh berupa glikogen hati dan otot harus cukup besar.

Kemampuan untuk menjalankan aktivitas fisik yang berat dan lama berbanding langsung dengan jumlah glikogen yang di otot pada aktivitas awal. Pada diet seimbang, glikogen otot akan mencapai 1,5 g/100 g otot sehingga akan cukup untuk melakukan kerja berat selama 2 jam (dengan up-take oksigen maksimal 75%) dan lewat jangka waktu tersebut tubuh akan kelelahan. Kadar glikogen otot dapat diperbesar dengan diet tinggi karbohidrat sehingga mencapai 2,5 g/100 g otot. Hal ini akan menghasilkan cadangan tenaga yang cukup untuk dipakai dalam aktivitas berat yang lebih lama.

Cara khusus yang biasa dijalankan ialah memberi diet campuran (mixed diet) untuk beberapa lama, kemudian kira-kira satu minggu sebelum pertandingan, dilakukan latihan-latihan yang berat sekali yang bersamaan dengan diet tinggi lemak, tinggi protein dan rendah karbohidrat selama 2-3 hari. Kemudian diet ini dilanjutkan dengan diet tinggi karbohidrat selama 2-3 hari dengan latihan fisik minimal atau istirahat. Cara seperti ini dilaporkan dapat menghasilkan kadar glikogen otot sebesar 5 g/100 g otot.

Pemberian glukosa atau gula akan sangat berpengaruh hanya pada saat-saat dimana cadangan glikogen tubuh sudah hampir habis. Jumlah glikogen hati kira-kira antara 50-100 g. Cadangan glikogen hati ini akan memberikan kadar glukosa dalam darah yang dapat dipakai sebagai sumber energi bagi otak dan jaringan saraf lainnya. Jaringan-jaringan tersebut hanya bergantung pada energi dari karbohidrat, sedangkan cadangan karbohidrat tidak dapat dipunyai jaringan ini. Dalam pembinaan kesegaran jasmani olahragawan untuk mengejar prestasi mutlak dibutuhkan pengaturan makanan yang tepat baik sebelum maupun sesudah pertandingan berjalan.

No comments: